Berakhirnya MPL ID S13 ditandai dengan kemenangan Fnatic ONIC atas EVOS Glory dengan skor 4-2 di pagelaran kompetisi Mobile Legends: Bang Bang terbesar di Indonesia.
Permainan gemilang yang ditunjukan oleh Kiboy dan kawan-kawan, berhasil membawa Fnatic ONIC memperbanyak koleksi pialanya, dengan jumlah total keseluruhan sebanyak 6 buah.
Walaupun menelan kekalahan, EVOS Glory tetap mengamankan tiket menuju Riyadh, Arab Saudi, bersama dengan Fnatic ONIC untuk berlaga di Esports World Cup 2024, membawa nama Indonesia di kancah internasional.
Mengenai peforma pemain EVOS Glory, seluruh punggawa Fnatic ONIC memberikan kesan dan pesannya.
BACA JUGA: Snapdragon Mobile Challenge in Mobile Legends: Bang Bang Kembali Hadir di Indonesia
Head to Head Pemain EVOS Glory dan Fnatic ONIC di MPL ID S13
@onic.esports/Instagram
Kelima pemain Fnatic ONIC memberikan tanggapannya mengenai kesan dan pesan yang mereka rasakan kala menghadapi Branz CS di babak grand finals, 9 juni 2024, kemarin.
RevivaLTV mendapatkan kesempatan untuk bertanya secara langsung, di sesi interview pasca laga, (09/06/2024).
Sanz, Mid Laner andalan Fnatic ONIC memberikan tanggapannya mengenai Clawkun, salah satu dari trio EVOS Glory, bersama dengan Anavel dan juga Dreams yang kerap kali menjadi batu sandungan bagi lawan.
“Kalau yang saya lihat dari Clawkun, dia sangat bagus sebagai Midlaner. Tapi, seandainya dia bisa memperbanyak hero pool, pasti akan jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Karena, secara permainan rotasi dia sangat bagus,” ungkap Sanz memulai interview.
Tak mau kalah, CW, pemain Fnatic ONIC yang berhasil menjadi MVP Final, juga ikut memberikan tanggapannya mengenai Branz, seorang pemain veteran yang telah melanglang buana di berbagai tim.
“Menurut saya, Branz adalah salah satu MM terbaik yang pernah ada. Positioningnya bagus, ditambah laningnya juga bagus. Bisa clear minion dengan cepat juga,” tambahnya.
Selain mereka berdua, Lutpii yang baru saja menjajal atsmofer MPL di musim perdananya mengatakn bahwa, Fluffy merupakan lawan terberat yang ia hadapi. Apalagi jika Fluffy memakai Paquito dan juga X-Borg.
“Bang Fluffy jago, secara mikro ataupun makro, apalagi kalau dia pakai Paquito atau X-Borg,” terangnya lugas.
Pemain asing yang dimiliki oleh Fnatic ONIC, Kairi, juga ikut berpartisipasi dalam mengomentari lawan yang kerap kali beradu retribution skill dengannya.
Ia menjelaskan bahwa Anavel merupakan seorang pemain yang bagus. Masa depannya sebagai pro player akan sangat panjang. Bukan tanpa sebab, apa yang sudah dirinya tunjukan selama MPL ID S13, adalah bukti konkrit yang menurut Kairi bisa dilihat.
Senada dengan Kairi, Kiboy juga memberikan pujian kepada Dreams, Roamer milik EVOS Glory. Dirinya berkata bahwa Dreams merupakan seorang pemain yang sangat bagus, dan juga berpengalaman. Baik dari segi komunikasi, gameplay, mekanik makro ataupun mikro, hingga membawa aura positif kepada timnya. Ditambah, Kiboy juga pernah satu tim dengan Dreams di SEA Games, sehingga dirinya mempunyai argumen yang valid, serta bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Sebagai penutup, Coach Adi, partner pelatih kepala Fnatic ONIC, Coach Yeb, turut memberikan tanggapannya soal ramuan strategi berbeda yang diterapkan oleh G di babak grand finals.
“Akhirnya mereka melakukan perubahan, karena kita (Fnatic ONIC), sudah pernah ketemu di babak grand final beberapa kali sama EVOS, tapi, yang kali ini, rasanya jauh beda. Coach G bisa memanfaatkan anak-anak baru yang dipromosiin, sampe ke grand final itu tandanya mereka kualitas,” pungkasnya.
Rahasia Coach Yeb Bawa Fnatic ONIC Juara Berulang Kali
Coach Yeb, pelatih kepala Fnatic ONIC membagikan rahasianya bagaimana dirinya bisa berulang kali memenangkan kejuaraan MPL.
“Jangan bosan-bosan untuk juara. Karena di ONIC, kita akan juara terus. Jadi kalau sampai bosen juara, jangan ada di sini. Selain kita juga improve terus, dan tetap latihan giat setiap harianya,” tambah Coach Yeb.
Keberhasilan Fnatic ONIC menjuarai MPL ID berturut-turut, terhitung dari Season ke-10, menandakan bahwa ada perjuangan keras, serta latihan giat yang ada di belakangnya. Bukan perkara mudah untuk mempertahankan hal tersebut, apabila tak ada kemauan yang selaras, antara pemain, serta tim pelatih.