Di Brasil dan MPL LATAM, RRQ Akira merupakan tim terbaik dan benar-benar menjadi “Raja dari segala Raja” dalam beberapa tahun terakhir. Namun di level internasional, mereka masih sangat kesulitan untuk bisa berbicara banyak.
Di scene esports MLBB dunia, MPL LATAM bisa dikatakan sebagai salah satu region yang masih harus banyak belajar dan berkembang untuk bisa setara dengan tim-tim MPL di Asia Tenggara. Padahal mereka sudah memiliki MPL sejak 2021 dan sudah mulai tampil di level internasional sejak M1 World Championship.
Meski RRQ Akira sebagai tim terbaik di MPL LATAM sempat mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa turnamen internasional terakhir, ajang MSC 2024 seakan menjadi cerminan dari kualitas mereka saat ini. Bersaing di Grup B bersama NiP Flash, Fire Flux Esports, dan EVOS Glory, Luiizz dkk hanya mampu meraih satu hasil imbang tanpa pernah menang.
Setelah dipastikan tersingkir dari MSC 2024, RRQ Akira mengungkapkan hal apa yang paling menjadi kendala bagi mereka dalam berkembang atau mempersiapkan tim jelang tampil di turnamen internasinal. Mereka pun mengaku bahwa sulitnya memiliki scrim atau lawan tanding yang sepadan.
“Saya tidak tahu apakah ini menjadi masalah Moonton juga atau tidak karena di LATAM, ketika MPL berakhir, tim-tim juga ‘berakhir’. Kami tidak memiliki tim untuk berlatih dengan hanya memiliki satu scrim per hari, atau bahkan tidak sama sekali,” tutur Gustalagusta kepada ONE Esports.
“Jika kami (berlatih) mengandalkan Ranked game, levelnya sangat jauh di bawah. Jadi bisa dikatakan kami hanya berlatih sendirian sepanjang minggu,” katanya.
Apakah hanya RRQ Akira yang kesulitan scrim jelang MSC 2024?
Sebenarnya, apa yang dialami RRQ Akira ini adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Tak hanya di MPL LATAM, setiap tim yang akan bertanding di level internasional juga akan kesulitan untuk mendapatkan scrim yang memadai.
Ketika MPL diberbagai negara berakhir, maka tim-tim yang tidak lolos ke turnamen internasional juga akan libur, jika mereka tidak memiliki jadwal bertanding di turnamen third party lainnya. Artinya mereka tidak tersedia untuk diajak scrim oleh tim-tim yang sedang membutuhkan.
Hal ini sudah cukup sering diungkapkan oleh tim-tim yang bertanding di panggung internasional dari setiap negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Mereka kesulitan mendapat lawan tanding yang sapadan karena tim-tim lainnya tengah libur dan cukup berisiko untuk mengajak tim-tim yang lolos ke turnamen internasional untuk menjadi partner scrim agar strategi mereka tidak terbaca.
Di sisi lain ada beberapa tim, termasuk RRQ Akira yang juga memiliki tim lain di bawah naungan organisasi yang sama seperti Hoshi dan Kaito, untuk diajak scrim. Hal ini mungkin bisa dimanfaatkan, meski harus tetap mencocokkan jadwal.
Kini, semuanya tergantung kepada solidaritas antartim untuk bisa saling membantu bagi mereka yang akan menjadi wakil negaranya di pentas internasional. Jika tidak, kendala seperti ini akan terus terdengar dari waktu ke waktu.
Sumber Artikel : Goballady.com