Home / News / IMI: Rehabilitasi Pascabencana di Sumatera Harus Dimulai dari Hulu

IMI: Rehabilitasi Pascabencana di Sumatera Harus Dimulai dari Hulu

JAKARTA (LIGA335)Ikatan Motor Indonesia (IMI) menegaskan bahwa rehabilitasi pascabencana di wilayah Sumatera harus dilakukan secara menyeluruh dan dimulai dari wilayah hulu. Pendekatan ini dinilai penting untuk mencegah bencana berulang, seperti banjir dan longsor, yang kerap terjadi akibat kerusakan lingkungan.

Ketua Umum IMI menyampaikan bahwa penanganan pascabencana tidak cukup hanya berfokus pada pemulihan di wilayah hilir. Menurutnya, jika akar masalah di kawasan hulu tidak ditangani, risiko bencana akan terus mengancam masyarakat di daerah bawah.

“Kalau hulunya rusak, maka bencana di hilir hanya soal waktu. Rehabilitasi harus dimulai dari hulu,” ujar perwakilan IMI dalam keterangannya.

Kerusakan Lingkungan Jadi Perhatian Utama

IMI menyoroti kerusakan lingkungan di kawasan hulu sungai sebagai salah satu faktor utama meningkatnya bencana alam di Sumatera. Alih fungsi lahan, pembukaan hutan, dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan dinilai memperparah kondisi daerah aliran sungai.

Akibatnya, daya serap tanah menurun dan air hujan langsung mengalir ke wilayah hilir. Kondisi ini menyebabkan banjir lebih cepat terjadi, bahkan dengan intensitas hujan yang tidak terlalu tinggi.

“Masalah lingkungan di hulu berdampak langsung ke kehidupan masyarakat di bawahnya,” kata IMI.

Rehabilitasi Bukan Sekadar Bangun Kembali

Menurut IMI, rehabilitasi pascabencana tidak boleh dimaknai sebatas membangun kembali infrastruktur yang rusak. Lebih dari itu, rehabilitasi harus mencakup pemulihan ekosistem, penataan ulang kawasan rawan, serta edukasi kepada masyarakat.

Penanaman kembali hutan, penguatan sempadan sungai, dan pengelolaan tata air menjadi langkah yang harus diprioritaskan. Dengan pendekatan tersebut, risiko bencana di masa depan dapat ditekan.

“Pembangunan harus sejalan dengan kelestarian lingkungan,” tegasnya.

Peran Masyarakat dan Kolaborasi Lintas Sektor

IMI juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kawasan hulu. Kesadaran bersama dinilai menjadi kunci keberhasilan rehabilitasi jangka panjang.

Selain itu, IMI mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, komunitas, dan organisasi masyarakat. Sinergi ini diharapkan dapat mempercepat proses rehabilitasi sekaligus memastikan program berjalan berkelanjutan.

“Kami siap berkontribusi melalui edukasi dan kegiatan sosial yang melibatkan komunitas otomotif,” ujar IMI.

Harapan untuk Sumatera yang Lebih Tangguh

IMI berharap rehabilitasi pascabencana di Sumatera tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga preventif. Dengan memulai dari hulu, dampak bencana dapat diminimalkan dan masyarakat bisa hidup lebih aman.

Pendekatan ini dinilai sejalan dengan upaya membangun wilayah yang tangguh terhadap bencana. IMI meyakini bahwa dengan kepedulian bersama dan perencanaan yang tepat, Sumatera dapat bangkit lebih kuat pascabencana.

“Rehabilitasi dari hulu adalah investasi jangka panjang untuk keselamatan masyarakat,” tutup perwakilan IMI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *